Sabtu, 12 November 2016



FF/Should Not Be Like This/pt 1
by NavigaForeca
 

Cast :

Han Nami (OC)

Jeon Jungkook (BTS)

Min Yoongi (BTS)

Other Cast :

Lee Bona (OC)

Park Jimin (BTS)

Kim Taehyung (BTS)

Nam Heerin (OC)

Kim Seokjin (BTS)

Min Nayeon (BTS)

Kim Namjoon (BTS)

Jung Hoseok (BTS)

Lee Jeno (OC)

Genre : Romance, School life, Friendship, Sad

Length : Chapter

Rating : PG-14

Happy Reading!! ^^

***

If it really happens,

Then i'm that will stop it myself,

Although i knew it would be painful..


*** Nami pov

Rasanya semua terasa berat.

Untuk meninggalkan kasur ini, juga untuk pergi ke sekolah seperti biasanya.

Tapi jika tidak pergi aku tidak akan melihat wajahnya hari ini.

Oh, jangan lupakan senyumnya yang selalu membuat jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya.

Tapi, bukankah percuma saja.

Jika orang yang kukagumi selama 4 tahun terakhir ini tidak memperhatikanku sama sekali.

Ahh.. sungguh..

Aku ingin sekali berhenti. Tapi, aku tidak tahu bagaimana cara menghentikannya..

***Author pov

Duk..Duk..

Dengan lihai tangannya memantulkan bola basket yang kelihatannya masih baru itu sembari duduk di kursi penonton paling depan. Dari wajahnya, yang terlihat sedang kesal dan matanya yang sesekali melirik kearah jam tangan fortuner hitamnya, sudah dapat dipastikan bahwa ia sedang menunggu seseorang saat ini.

Seseorang, dua orang, atau mungkin lebih. Ntahlah, yang jelas sekarang ia sedang menunggu dan ingin agar yang ditunggu cepat datang.

Brak!

“ha..ha..ha..”

Mendengar suara ricuh, lantas ia segera menolehkan kepalanya kearah pintu masuk ruang olahraga.

2 orang berdiri disana. Yang satu bertubuh pendek, rambut hitam dengan sedikit warna abu-abu di beberapa bagian, dan yang satunya lagi bertubuh tinggi dengan rambut berwarna silver terang.

Tunggu, silver?

“Hei, Nami! Kau sudah datang rupanya,”ujar Jimin, si pendek.

Yang diajak bicara hanya mendengus kecil. “Kalian lama sekali sih! Aku sudah mau hampir lumutan nih,”

“baru juga telat 20 menit. Lagipula kalau kau mau marah, marahnya pada si kebo ini nih. Sudah ditelfon beberapa kali tapi masih tidak mau bangun-bangun juga. Dikiranya aku ini weker.” Taehyung, si rambut silver sewot.

Yang disindir hanya melirik saja. “kau seperti tidak tahu aku saja, Taehyung.”

Nami hanya diam. Bukan karena dia marah karena sudah dibuat menunggu lama, tapi dia sedang memperhatikan rambut Taehyung yang ntah sejak kapan sudah berubah warna.

“ngomong-ngomong, kau habis mengganti warna rambutmu lagi ya, Tae?”

Mendengar ucapan Nami, Jimin justru tertawa keras. “kau menyadarinya? Warnanya konyol ya,”

“berhenti bilang begitu kebo!” Jujur, Taehyung rasanya ingin mencabik-cabik Jimin sekarang juga karena sepanjang perjalanan tadi dia terus-terusan meledek warna rambut barunya. Tapi tentu dia masih ingat akan status Jimin sebagai sahabat seperjuangan + tempat curhat terbaik.

Nami hanya bisa menghela napas. “kau juga sih! Kenapa harus pakai warna silver. Seharusnya kau itu tanya-tanya dulu pada Namjoon. Dia kan sering mengganti warna rambutnya juga,”

Jimin lagi-lagi hanya bisa Menahan tawa mendengar ucapan Nami. “kau sih mana tahu! Silver kan warna kesukaanya si Bon~mmpphhfftt!!...”

Taehyung dengan cepat menutup mulut Jimin. Dia tidak akan membiarkan harga dirinya jatuh begitu saja hanya karena mulut si pendek ini tidak bisa di rem. Apalagi di depan Nami.

“Mulutmu ini!!”

Nami berdelik tidak mengerti, “warna kesukaannya siapa?”

“bukan siapa-siapa, sudahlah lupakan saja,” Gelisah, kesal, itulah yang dirasakan Taehyung sekarang.

Mendengar Taehyung bilang begitu, Nami justru malah makin curiga. Tapi sebelum ia bertanya-tanya lebih, mereka mendengar suara pintu terbuka, pertanda akan ada seseorang yang masuk.

“selamat pagi,” Bona, Gadis yang menjabat posisi sebagai manajer club basket itu tersenyum lebar sembari berjalan menuju ketiga manusia yang sedang membahas masalah warna rambut Taehyung yang baru saja diganti.

Jimin lagi-lagi berusaha menahan tawanya. Ntah apa yang membuat ia begitu gembira hari ini.

Taehyung yang melihatnya hanya bisa mendengus kesal. “bisa diam tidak sih! Kau mau mati konyol disini heh?!”

Mengabaikan mereka berdua, Nami justru lebih tertarik untuk membalas sapaan Bona.

“kenapa kau baru datang?”

“maaf ya, tadi aku telat bangun.” Ia sebenarnya ingin mengatakan sesuatu pada Nami. Tapi, ia sendiri lupa ingin mengatakan apa.

“makanya jangan keseringan nonton drama sampai larut! Kalau sudah begini kan kau sendiri yang repot,” ujar Jimin.

“oh iya!”

Nami, Jimin, dan Taehyung serentak menoleh pada Bona yang tiba-tiba berteriak.

“tadi aku lihat Yoongi, Namjoon, dan Hoseok sunbae sedang ada di depan supermarket. Mungkin sebentar lagi mereka akan sampai sini.”

“si Jungkook kemana?” Tanya Nami.

Bona menatapnya, “aku tidak melihatnya dari tadi,”

“kemana sih anak itu, masa bolos lagi.” Jujur saja, Nami sering jengkel karena akhir-akhir ini sepertinya Jungkook sudah mulai malas latihan. Itu semua karena…

“biasanya kan dia selalu ke kelasnya Heerin, mungkin dia sedang ada disana. Kau coba cek saja.” saran Jimin.

Nami hanya terdiam memikirkannya.

“kau mau aku temani?”

Nami melirik Bona, “tidak usah, aku sendiri saja. duluan ya!” iapun meninggalkan ruang olahraga sembari berlari kecil.

Jimin mengawasi Nami sampai ia sudah benar-benar keluar. Kemudian ia melirik kearah Taehyung dan Bona sambil menahan senyumnya.

Yang dilihat hanya diam karena bingung, ‘ada apa sebenarnya dengan anak ini’

***

Nami menunggu Jungkook di depan kelas XII B. Kelas Heerin. Sebenarnya ia bisa saja langsung masuk kedalam dan menyeret Jungkook untuk keluar kelas. Tapi dia terlalu malas untuk melakukannya. Terlebih lagi disana ada Heerin. Yang ada nanti malah mood paginya makin rusak gara-gara melihat wajah perempuan itu.

Akhirnya yang ditunggu pun keluar. Melihat wajahnya cukup membuat seorang Han Nami melupakan bayang-bayang wajah Heerin di kepalanya.

“ada apa?” Tanya Jungkook

Nami mengangkat satu alisnya, “kau masih bertanya? Kau lupa ya kalau pagi ini kita harus latihan,”

Jungkook diam sejenak, “aku tahu. Tapi aku sedang malas, kalian saja ya,” Jungkook membalikkan tubuhnya, berniat akan masuk lagi ke dalam kelas.

Nami lantas menahan tangan Jungkook. Tidak akan semudah itu, ia sudah membuat Nami menunggu dan sekarang respon yang ia terima hanya seperti ini. “Yoongi sebentar lagi akan datang kesini, memangnya kau mau diceramahi lagi olehnya?”

“dia kan memang selalu begitu, aku sudah kebal.” Jungkook dengan pelan melepaskan tangan Nami.

“Tapi minggu depan kita ada pertand~.. Jungkook!”

Terlambat. Dia sudah masuk kembali ke dalam kelas perempuan itu.

Nami menghela napasnya kasar.

“kau tidak pernah mau mengerti, Jung”



TBC

Gimana chapter 1? Membosankan? Menarik? Aku penulis baru nih, maaf ya kalo membosankan. Next chapter bakal aku post kalau banyak yang memberikan komentar. Saran atau kritik juga boleh. Kamsahamnida…^^

 

2 komentar:

  1. Next pih penasaran ^^ baca awalnya pengen nangis masa ã… ã…  berasa baca cerita sendiri lanjut yah

    BalasHapus